MEDIAKOMPILASI.COM – Masyarakat yang paling terpukul dengan mewabahnya virus Korona adalah pekerja harian atau pekerja informal yang dapat uangnya harian baik yang bekerja atau berjualan. Jika tidak bekerja atau berjualan maka tidak akan mendapatkan uang.
Hal ini bisa terjadi karena Pemerintah sendiri melakukan kebijakan social distancing disusul phisycal distancing. Semua sekolah diliburkan atau belajar dirumah. PNS kerja dirumah. Masyarakat dilarang berkumpul dan dianjurkan dirumah saja. Namun social distancing ini belum mampu mengurangi pasien positif corona justru semakin bertambah. Informasi terakhir yang saya dapat dari situs resmi pemerintah jumlah Positif 2092 orang dan 191 meninggal.
Pemerintahpun mengeluarkan kebijakan baru yaitu PSBB (Pembatasan sosial berskala besar), dibeberapa kota melakukan isolasi Mandiri seperti Tegal, Garut, Bogor,Tasikmalaya, Surabaya dan Papua. Dikota-kota lain meskipun kotanya tidak melakukan isolasi mandiri tapi ditingkat RT/Rw melakukan tindakan yang mirip isolasi mandiri. Akses Perumahan ditutup, jalan perumahan diportal, Tiap pintu masuk disemprot disinfektan, Pasar kaget dibubarkan sehingga pergerakan masyarakat semakin terbatas.
Pekerja harianpun ada yang diliburkan tanpa mendapatkan gaji contohnya karyawan toko, pedagang dipasar. Para pedagang masih untung karena meski terbatas tetap bisa jualan khususnya untuk daerah-daerah yang masih zona hijau.
Saya kebetulan termasuk pekerja harian karena tiap hari jualan martabak mini disekolah. Sejak pertama kali social distancing diterapkan pemerintah meski berupa himbauan tapi sekolah sudah diliburkan. Awalnya Cuma 2 minggu lalu diperpanjang lagi 2 minggu lagi dan saya tidak tahu sampai kapan saya bisa berjualan lagi disekolah.
Awalnya saya memilih untuk tetap dirumah namun lama kelamaan uang menipis padahal tagihan-tagihan rutin sudah menanti seperti Listrik, PAM, BPJS belum lagi beli sembako. Akhirnya setelah 2 Minggu libur saya Nekat Jualan Martabak mini lagi meski wabah corona belum mereda malah semakin meningkat. Tujuan saya Cuma satu mencari nafkah untuk keluarga saya, jangan sampai anak sitri saya kelaparan.
Baca Juga : Keluh kesah Pekerja Harian Saat Wabah Covid 19
Hati saya semakin mantap setelah mendengar ceramah seorang ustad tentang hukumnya para pedagang yang tetap berjualan saat wabah korona karena kalau tidak jualan tidak bisa makan. Menurut ustad tersebut jika dengan tidak berjualan keluarga bisa mati kelaparan maka boleh berjualan dengan catatan tetap ikhtiar menjaga kesehatan.
Mengingat uang tingal beberapa lembar sedangkan kebutuhan hidup harus dipenuhi mau tak mau saya harus jualan. Saya buang jauh-jauh pikiran negatif dan saya bertawakal kepada Allah.
Oh ya tadinya saya berjualan di SD jadi saya Cuma nunggu anak sekolah yang istirahat setelah itu pulang tapi sekarang saya harus keliling kerumah-rumah diperumahan saya. Cara berjualan seperti ini baru perama kali saya lakukan.
Hari pertama saya jualan dari jam 16.00 hingga 18.00 saya Cuma membawa pulang uang 20 ribuan, Sedih banget tapi saya memakluminya mungkin warga belum mengetahui kalau saya jualan martabak mini apalagi dalam situasi wabah corona seperti sekarang ini. Pada hari kedua Alhamdulillah adonan habis. Pelanggan saya yang kebanyakan anak SD mulai mengetahui kalau saya jualan keliling. Hari ke-3 adoanan saya tambah lagi 2 kali lipat dan Alhamdulillah habis juga. Saya bersyukur meski keadaannya lagi serba susah namun jualan saya masih laku meski hasilnya sekedar buat beli beras tapi setidaknya ada pemasukan.
Semoga lelah ini bernilai Ibadah dihadapan Allah SWT.
0Komentar
Dilarang nyepam ! Apalagi menyelipkan URL (Hidup/Mati) atau promosi dikolom komentar ! Mau Promo Silahkan Pasang Iklan