MEDIAKOMPILASI.COM - Kabar duka datang dari dunia pendidikan tanah air dimana Kegiatan susur sungai yang dilakukan oleh Pramuka SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2020) memakan korban meninggal dunia sebanyak 10 siswa.
Publikpun bertanya-tanya apa itu kegiatan susur sungai? Dan kenapa bisa memakan Korban?. Kegiatan susur sungai ini merupakan kegiatan ekstra kurikuler Pramuka. Di Indonesia ini pramuka bukan sesuatu yang baru karena memang sudah lama pramuka dikenalkan disekolah mulai tingkat SD hingga SMU.
Dulu sewaktu saya sekolah SD kegiatan pramuka yang peling berkesan adalah ketika berkemah 2 hari disebuah lapangan dalam menyambut HUT Kemerdekaan RI. Dimana pada waktu itu ada yang namanya jerit malam yaitu kegiatan melewati kuburan dimalam hari.
Faktanya ada kegiatan lain dari Pramuka yaitu Susur Sungai. Tujuan dari kegiatan ini cukup bagus yaitu mengenalkan ekologi sungai kepada adik-adik pramuka seperti pengenalan arus air, komponen yang ada di sungai, bentukan sungai, lingkungan sekitar sungai, badan sungai baik itu lingkungan pertanian, hutan, mata air dan sebagainya.
Malang tak bisa ditolak kegiatan yang seharusnya memberi Edukasi kepada siswa tentang ekologi sungai justru berakhir tragis dengan jatuhnya korban akibat hanyut terseret saat aliran Sungai Sempor tiba-tiba meluap dan banjir.
Baca Juga : Jam Ideal Belajar Siswa Disekolah
Berdasarkan informasi yang saya baca dari beberapa media online atau televisi ada beberapa fakta yang cukup mengejutkan diantaranya:
- Kepala Sekolah tidak mengetahui kegiatan ini
- Penggagas Kegiatan susur sungai tidak ikut mendampingi.
- Tidak berkoordinasi dengan Penduduk sekitar sungai
- Sudah diingatkan Warga.
- Jumlah peserta 249 siswa
- Pendamping 7 guru pembina.
- Sungai sempor termasuk sungai besar
Salut kepada Pihak kepolisian yang bergerak cepat mengusut siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas tragedi ini sehingga bisa menimbulkan efek jera bagi sekolah lain yang ingin mengadakan kegiatan serupa atau kegiatan lain yang beresiko kepada keselamatan siswa. Penggagas ide kegiatan inipun ditetapkan ,menjadi tersangka dengan tuduhan kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal.
Sejak kejadian ini muncul diberita saya selalu mengikuti perkembangan beritanya sehingga sayapun tak habis pikir dan merasa ada sesuatu yang ganjil seperti Kepala sekolah yang tidak mengetahui adanya kegiatan susur sungai ini dengan alasan baru bertugas selama 1,5 bulan. Rasanya kok aneh seorang kepala sekolah baru tidak mengetahui kegiatan sekolah yang dipimpinnya, bukankah kalau memang baru bertugas disekolah tersebut seharusnya harus beradaptasi secepat mungkin?
Selain itu dari video atau gambar yang saya lihat tak nampak adik-adik pramuka dilengkapi dengan alat pengaman seperti pelampung padahal kegiatannya di sebuah sungai yang besar apalagi kegiatan itu diikuti oleh 249 pramuka dan ini bukan jumlah yang sedikit tentunya kemungkinan terjadinya insiden cukup besar misalnya terpeleset.
Fakta yang paling menyedihkan adalah Warga Dusun Dukuh Donokerto Turi Sleman sudah mengingatkan kepada Pembina Pramuka SMPN 1 Turi jika cuaca di utara gelap dan berpotensi banjir. Namun peringatan itu tak dihiraukan oleh pembina pramuka dan tetap melanjutkan susur sungai Sempor. Sungguh sangat disesalkan sikap dari Pembina Pramuka ini namun Nasi sudah menjadi bubur, Korban sudah berjatuhan.
Kejadian Naas ini tentu harus menjadi pertimbangan sekolah apakah kegiatan pramuka susur sungai ini akan tetap diadakan disekolah atau dihapus saja! Saya rasa banyak kok kegiatan pramuka yang sarat edukasinya tapi tetap aman misalnya saja berkebun, bercocok tanam dan lain-lain. Apalagi Pramuka bukan pelajaran utama hanya ekstrakulikuler dan keselamatan siswa harus nomor satu.
Semoga Adik-adik Pramuka yang menjadi korban tenang dialam sana dan yang ditinggalkan diberi kesabaran.
0Komentar
Dilarang nyepam ! Apalagi menyelipkan URL (Hidup/Mati) atau promosi dikolom komentar ! Mau Promo Silahkan Pasang Iklan