MEDIAKOMPILASI.COM – Salah satu amalan yang sangat dianjurkan
pada bulan Ramadhan ini adalah sedekah, tak heran jika Rasulullah SAW lebih
dermawan ketika bulan Ramadhan tiba padahal beliau dikenal sebagai manusia dermawan. Sedekah bagi masyarakat Indonesia sangat identik dengan istilah memberi
dan memang sedekah sendiri berarti memberi sesuatu kepada orang lain atau
kadang disebut hadiah.
Mengingat sedekah ini sangat dianjurkan dalam Islam sudah
semestinya kita semua berlomba-lomba mengamalkannya. Sedekah merupakan amal
kebajikan yang memiliki banyak keutamaan salah satunya adalah sedekah akan
mencabut kedengkian seperti yang tercantum dalam sebuah hadist riwayat Ibnu
Majah.
“Saling menghadiahilah kalian karena sesungguhnya hadiah itu
akan mencabut/menghilangkan kedengkian.”
Jadi jika selama ini dihati anda bersemayam aroma kebencian
kepada tetangga, rekan kerja atau siapa saja obat yang manjur adalah dengan
memperbanyak sedekah atau hadiah. Apalagi jika sedekah ini dilakukan pada bulan
Ramadhan pahalanya akan digandakan.
Sedekah Tidak Harus yang Mahal
Mungkin diantara kita masih ada yang merasa malu untuk
memberikan hadiah kepada tetangga atau sahabat padahal sedekah tidak dinilai
dari nilai/harga barang yang disedekahkan walaupun tentunya sedekah dengan
sesuatu yang lebih bernilai akan lebih baik. Hal ini sudah dijelaskan oleh
Rasulullah dalam sebuah hadist riwayat Muslim berikut ini :
“Wahai Abu Dzar, bila engkau memasak makanan berkuah maka
perbanyaklah air/kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu.” (HR. Muslim no.
6631)
Namun meski ada hadist ini bukan berarti Anda bisa seenaknya
memberi hadiah atau sedekah idealnya jika menurut anda layak tentunya buat
orang lain juga layak contohnya saat Anda bersedekah makanan takjil berbuka
puasa berupa kolak buatan Anda sendiri kepada tetangga, jika menurut anda
rasanya enak tentunya tentunya buat orang lain juga cukup layak.
Jangan sampai sedekah
yang Anda berikan justru menyakiti sipenerima? Kok Bisa ya memberi tapi
menyakiti! Untuk membahas hal ini saya ingin berbagi pengalaman mendapatkan
sedekah yang tenyata menyakiti saya baik perasaan maupun secara lahir. Kejadian
ini menimpa pada puasa Ramadhan pada hari ke-2.
Jujur saja kami sekeluarga tidak bernafsu untuk berburu
makanan takjil yang dijajakan dijalan-jalan seperti kebanyakan orang atau berepot-repot
ria membuat sendiri karena saya sudah berkomitmen untuk berbuka puasa sesuai
dengan yang dicontohkan Rasulullah yaitu berbuka puasa dengan beberapa butir
kurma atau kalau tidak ada cukup dengan air putih dilanjutkan dengan makan
dengan menu seperti hari-hari biasa.
Puasa Ramadhan bukan alasan untuk menjadi Pribadi yang boros
karena sejatinya Puasa merupakan “Sekolah” agar menjadi pribadi yang sederhana
dan peka kepada kaum miskin. Apa artinya saya dari terbit fajar hingga terbenam
matahari menahan lapar dan harus namun saat berbuka saya jadi rakus terhadap
makanan, apa saja ingin dimakan padahal dengan seteguk air putih dan beberapa
butir kurma dahaga dikerongkongan akan hilang.
Kembali pada inti permasalahan sedekah tadi, Saya
mendapatkan sedekah berupa kolak dari tetangga saya sekitar pukul 17.00. Dengan
senang hati saya menerimanya dan mengucapkan terima kasih, Namun saat memegang
kolak tadi kok agak aneh karena kolaknya dalam keadaan dingin atau seperti habis
disimpan dalam kulkas. Tetangga saya tadi sudah mengatakannya kalau kolaknya
memang dimasukkan dalam kulkas.
Setelah saya bawa ,masuk kedalam rumah saya sempat berdiskusi
dengan istri tentang keanehan ini karena logikanya kalau kolaknya membuatnya
sore tentunya keadaannya masih hangat, tapi istri saya mengatakan jangan berburuk
sangka. Akhirnya saya melupakan keanehan tersebut dan kembali beraktifitas
didepan komputer.
Anak saya yang tidak puasa penasaran untuk mencicipi kolak
tersebut dan sempat memakannya. Ketika Waktu berbuka puasa tiba saya tidak tertarik
untuk mencoba kolak tersebut tapi berbuka dengan kurma dan minum teh hangat.
Anak saya yang sulung sempat memakannya.
Selepas berbuka puasa dengan kurma saya langsung pergi
keMasjid untuk berjamaah Sholat Maghrib. Sepulang dari Masjid istri saya
Tiba-tiba mengatakan kalau kolaknya sudah “Kecut” (Masam). Spontan saya suruh
untuk membuangnya saja takutnya dimakan anak-anak. Penasaran saya Tanya
sisulung yang ikut makan dan memang katanya rasanya nggak enak.
Saya langung mengelus dada dan menyayangkan pemberian
sedekah yang dilakukan oleh tetangga saya ini. Feeling saya ternyata benar ada
yang tidak beres dari kolak tersebut. Tapi sebagai tetangga yang baik saya
tidak mau mengatakannya karena untuk menjaga hubungan baik namun saya berpesan
kepada istri saya kalau suatu saat diberi sedekah oleh tetangga saya ini agar
berhati-hati jangan sampai kejadian ini terulang. Repot bukan hanya karena
makan kolak basi jadi sakit perut!
Kesimpulan dari pengalaman saya ini adalah jika Anda ingin
bersedekah kepada tetangga pastikan kondisinya memang layak terutama jika
berupa makanan, Usahakan masih fresh atau baru matang bukannya barang sisa atau
jelek. Jangan sampai sedekah yang diniatkan kebaikan justru menyakitkan bagi
penerima sekedah. Wallahu a’lam!
0Komentar
Dilarang nyepam ! Apalagi menyelipkan URL (Hidup/Mati) atau promosi dikolom komentar ! Mau Promo Silahkan Pasang Iklan