MEDIAKOMPILASI.COM – Setelah berhasil mendapatkan pembeli
toko online cetakan martabak mini hingga
puluhan orang, saya punya rencana ingin membuka toko offline (Fisik). Pertimbangan
saya untuk mengakomodasi keinginan pembeli yang bersifat lokal. Jadi nantinya
pembeli bisa datang kerumah saya. Keinginan itu semakin besar ketika mengetahui
ternyata harga offline lebih mahal. Hal ini saya ketahui dari saudara saya
sendiri kebetulan membeli cetakan martabak mini secara offline.
Rencana tersebut semakin kuat untuk saya wujudkan ketika ada
teman sesama pedagang makanan memesan cetakan martabak mini. Akhirnya saya
penuhi pesanan tersebut dengan harga yang saya samakan dengan harga onlinenya.
Waktu itu belum ada pertimbangan lain karena saya berpikiran yang penting untung
sambil cari pelanggan.
Hari Kamis kemarin saya memesan cetakan martabak mini ke
supplier toko online saya secara online. Estimasi pengiriman 1-2 hari. Keesokan
harinya cetakan sudah sampai. Sayapun mengecek dulu kondisi cetakan sebelum
saya serahkan ke pembeli. Alangkah kagetnya saya mengetahui ternyata gagang
cetakannya patah. Sebenarnya pecahnya sedikit dan tidak mempengaruhi fungsi
cetakan namun tetap saja termasuk cacat kalau saya paksakan untuk dijual tentu
pembeli akan menolak. Ini adalah kali kedua pesanan saya gagangnya pecah.
Baca Juga : 3 Resiko Online Shop Bagi Penjual Wajib Tahu
Sayapun menghubungi supplier untuk menukar produknya
kebetulan memang ada garansi jika produknya rusak. Nah ini yang tidak saya
perhitungkan sebelumnya, jika produk rusak maka saya harus menanggung ongkos
kirimnya baik ketika mengirim returnya maupun ketika supplier mengirim ulang
produknya. Ongkos kirim yang harus saya tanggung sebesar Rp.20.000. Padahal
harga yang saya patok sudah fix karena saya mengatakan ke pembeIi kalau harganya
sekian.
Dengan adanya ongkir tersebut sama saja harga modalnya naik meskipun
ini bersifat situasional. Kalau tidak terjadi kerusakan otomatis saya tidak
perlu keluar modal lagi. Masalahnya kemudian saya tidak bisa menjamin apakah nantinya
kiriman sampai dengan selamat atau ada kerusakan seperti yang saya alami kali
ini.
Dari kejadian ini saya bisa mengambil kesimpulan kenapa
harga produk offline lebih mahal dari harga online karena bisa jadi penjual
tersebut kulakan produk secara online. Harga yang ditawarkan penjual produk secara
online apalagi yang pedagang besar cenderung murah bahkan perang harga antar
pedagang produk sejenis. Informasi ini saya dapatkan dari supplier saya dan
memang harga yang ditawarkan supplier saya murah bahkan beberapa kali mengalami
turun harga.
Lalu dapatnya murah kenapa jualnya mahal? Ya itu tadi karena
penjual offline harus menangung ongkos kirim dan resikonya. Beda kalau beli
secara online dimana ongkos kirim ditanggung pembeli dan jika mau retur ongkos
ditanggung pembeli juga.
Pengalaman ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi saya
khususnya jika saya ingin menerapkan model bisnis Online To Offline. Saya harus
memperhatikan elemen lain ketika akan menentukan harga jika dijual secara
offline.
Semoga Bermanfaat!
0Komentar
Dilarang nyepam ! Apalagi menyelipkan URL (Hidup/Mati) atau promosi dikolom komentar ! Mau Promo Silahkan Pasang Iklan