Pengalaman Menjadi Pedagang Kaki Lima Di Terminal Bekasi-Pedagang kaki lima keberadaannya kerap dianggap mengganggu ketertiban umum makanya sering terdengar penertiban kaki lima oleh pemerintah daerah.Tak jarang penertiban tersebut harus berakhir dengan kericuhan.
Pedagang ngotot bertahan karena usaha tersebut sudah menjadi gantungan hidup sedang pemerintah harus bersikap tegas.Toh meskipun sering diterbitkan tak menyurutkan minat pedagang untuk berjualan kaki lima ditempat-tempat terlarang.Pertanyaannya kenapa mereka ngotot berjualan Kaki lima? Nah untuk menjawabnya kali ini saya ingin berbagi pengalaman Berjualan Kaki Lima Di Terminal Bekasi meskipun kejadiannya sudah lama tapi nggak ada salahnya saya share Disini.
Baca juga : Lulus Sekolah Cari Kerja atau Berwirausaha
Awal mula berkecimpung dibisnis kaki lima dimulai selepas lulus SMA waktu itu saya ingin cari kerja di Jakarta dan kebetulan Paman saya ada yang tinggal di Bekasi daerah pinggiran Jakarta.Paman saya profesinya sebagai Pedagang Kaki Lima di Terminal Bekasi barang dagangannya Martabak manis dan telur.Atas saran orang tua saya akhirnya merantau ke Bekasi dan sebagai tempat tinggal sementara saya menumpang di Kontrakan petak paman saya di karang kitri yang berjarak sekitar 200 meter dari terminal bekasi.
Namanya juga mencari kerja tidak semudah yang dibayangkan apalagi saya cuma bermodalkan ijazah SMA tanpa dibekali keahlian apapun seperti penguasaan komputer atau bahasa asing ditambah lagi paman saya hanya seorang pedagang kaki lima yang tidak memiliki relasi dilapangan kerja sehingga saya harus mencari sendiri lowongan pekerjaan dan bagi saya itu tidaklah mudah karena saya belum tahu seluk beluk mencari kerja dan belum tahu alamat perusahaan diwilayah Bekasi serta persyaratannya seperti apa.
Tak ingin membebani paman saya putuskan untuk membantu paman berjualan martabak sambil mencari-cari pekerjaan.Dari situlah saya jadi tahu seluk beluk menjadi pedagang kaki lima Karena saya ikut berjualan kaki lima kurang lebih selama 7 bulan sampai akhirnya saya bisa mendapatkan pekerjaan.
Enaknya jadi pedagang kaki lima tempat nya tidak harus beli artinya dimana ada tempat kosong disitulah berjualan yang penting sudah ada gerobak namun demikian lokasinya harus yang ramai seperti Terminal atau supermarket dan biasanya ditempat yang strategis sudah ada pedagang kaki lima dan itu sudah menjadi pangkalan artinya pedagang lain tidak bisa seenaknya menyerobot kalau nggak mau ribut.Jika lokasi nya bagus harus punya nyali gede karena harus adu fisik dengan pedagang kaki lima lain yang ingin menyerobot.
Tak selamanya mendapatkan lokasi berdagang secara gratis ada pula yang harus membayar sejumlah uang kepada preman.Jadi pedagang kaki lima banyak punglinya tapi tergantung tempat nya juga sih kalau diperumahan paling diminta uang kebersihan dan listrik kalau dulu paman saya nggak semua yang minta dikasih pokoknya pintar pintar cari alasan misalnya dagang lagi sepi.Paling repot kalau yang minta orangnya mabuk yang memaksa kan jadi serba salah.
Sedihnya jadi pedagang kaki lima itu kalau ada penertiban yang dilakukan oleh satpol PP atau dulu para pedagang menyebutnya Tibum.Namanya juga berjualan ditempat terlarang seperti dijalanan siap-siap kalau penertiban.Masih ingat dulu begitu ada Tibum saya bagian menyelamatkan dapur martabak manis sedang Paman saya menyelamatkan gerobak jangan sampai digaruk Tibum.
Resiko lainnya jadi pedagang kaki lima adalah kehilangan pangkalan misalnya saja karena lokasi tidak boleh untuk berjualan lagi.Jika pangkalan hilang sama saja tutup usahanya karena mencari tempat lain susah dan belum tentu bisa ramai pembeli . Contohnya pangkalan paman saya sekarang ini sudah tidak boleh buat berjualan lagi.
Meskipun menjadi pedagang kaki lima sering dianggap mengganggu ketertiban tapi penghasilannya tidak bisa dianggap remeh soalnya dulu paman saya termasuk orang yang sukses bisa beli rumah dan kendaraan dari hasil menjadi pedagang kaki lima.
Demikianlah pengalaman saya menjadi pedagang kaki lima di Terminal Bekasi mudah-mudahan bermanfaat Terima kasih sudah berkunjung.
Dulu Mangkal Disini |
Baca juga : Lulus Sekolah Cari Kerja atau Berwirausaha
Awal mula berkecimpung dibisnis kaki lima dimulai selepas lulus SMA waktu itu saya ingin cari kerja di Jakarta dan kebetulan Paman saya ada yang tinggal di Bekasi daerah pinggiran Jakarta.Paman saya profesinya sebagai Pedagang Kaki Lima di Terminal Bekasi barang dagangannya Martabak manis dan telur.Atas saran orang tua saya akhirnya merantau ke Bekasi dan sebagai tempat tinggal sementara saya menumpang di Kontrakan petak paman saya di karang kitri yang berjarak sekitar 200 meter dari terminal bekasi.
Namanya juga mencari kerja tidak semudah yang dibayangkan apalagi saya cuma bermodalkan ijazah SMA tanpa dibekali keahlian apapun seperti penguasaan komputer atau bahasa asing ditambah lagi paman saya hanya seorang pedagang kaki lima yang tidak memiliki relasi dilapangan kerja sehingga saya harus mencari sendiri lowongan pekerjaan dan bagi saya itu tidaklah mudah karena saya belum tahu seluk beluk mencari kerja dan belum tahu alamat perusahaan diwilayah Bekasi serta persyaratannya seperti apa.
Tak ingin membebani paman saya putuskan untuk membantu paman berjualan martabak sambil mencari-cari pekerjaan.Dari situlah saya jadi tahu seluk beluk menjadi pedagang kaki lima Karena saya ikut berjualan kaki lima kurang lebih selama 7 bulan sampai akhirnya saya bisa mendapatkan pekerjaan.
Enaknya jadi pedagang kaki lima tempat nya tidak harus beli artinya dimana ada tempat kosong disitulah berjualan yang penting sudah ada gerobak namun demikian lokasinya harus yang ramai seperti Terminal atau supermarket dan biasanya ditempat yang strategis sudah ada pedagang kaki lima dan itu sudah menjadi pangkalan artinya pedagang lain tidak bisa seenaknya menyerobot kalau nggak mau ribut.Jika lokasi nya bagus harus punya nyali gede karena harus adu fisik dengan pedagang kaki lima lain yang ingin menyerobot.
Tak selamanya mendapatkan lokasi berdagang secara gratis ada pula yang harus membayar sejumlah uang kepada preman.Jadi pedagang kaki lima banyak punglinya tapi tergantung tempat nya juga sih kalau diperumahan paling diminta uang kebersihan dan listrik kalau dulu paman saya nggak semua yang minta dikasih pokoknya pintar pintar cari alasan misalnya dagang lagi sepi.Paling repot kalau yang minta orangnya mabuk yang memaksa kan jadi serba salah.
Sedihnya jadi pedagang kaki lima itu kalau ada penertiban yang dilakukan oleh satpol PP atau dulu para pedagang menyebutnya Tibum.Namanya juga berjualan ditempat terlarang seperti dijalanan siap-siap kalau penertiban.Masih ingat dulu begitu ada Tibum saya bagian menyelamatkan dapur martabak manis sedang Paman saya menyelamatkan gerobak jangan sampai digaruk Tibum.
Resiko lainnya jadi pedagang kaki lima adalah kehilangan pangkalan misalnya saja karena lokasi tidak boleh untuk berjualan lagi.Jika pangkalan hilang sama saja tutup usahanya karena mencari tempat lain susah dan belum tentu bisa ramai pembeli . Contohnya pangkalan paman saya sekarang ini sudah tidak boleh buat berjualan lagi.
Meskipun menjadi pedagang kaki lima sering dianggap mengganggu ketertiban tapi penghasilannya tidak bisa dianggap remeh soalnya dulu paman saya termasuk orang yang sukses bisa beli rumah dan kendaraan dari hasil menjadi pedagang kaki lima.
Demikianlah pengalaman saya menjadi pedagang kaki lima di Terminal Bekasi mudah-mudahan bermanfaat Terima kasih sudah berkunjung.
0Komentar
Dilarang nyepam ! Apalagi menyelipkan URL (Hidup/Mati) atau promosi dikolom komentar ! Mau Promo Silahkan Pasang Iklan